Jakarta, 14 Maret 2025 – Fenomena Gerhana Bulan Total atau “Blood Moon” diperkirakan akan terjadi malam ini, membawa pesona langka yang tak setiap tahun dapat disaksikan. Meskipun wilayah Indonesia hanya dapat menyaksikan fase akhirnya, momen ini tetap ditunggu-tunggu oleh para pengamat langit dan masyarakat umum.
Fenomena ini terjadi ketika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, sehingga bayangannya sepenuhnya menutupi permukaan Bulan. Cahaya yang membias melalui atmosfer Bumi menghasilkan warna kemerahan yang memukau, yang menjadi alasan gerhana ini disebut “Blood Moon.”
Di Indonesia, daerah timur seperti Papua dan Maluku memiliki kesempatan lebih besar untuk menyaksikan fenomena ini dibandingkan wilayah lainnya. Para astronom menyarankan masyarakat untuk menggunakan teleskop sederhana atau kamera dengan zoom tinggi untuk menikmati detail keindahannya.
Gerhana Bulan Total juga memengaruhi kondisi alam, seperti pasang surut air laut yang lebih tinggi dari biasanya. Hal ini membuat masyarakat pesisir diminta lebih waspada terhadap potensi banjir rob, yang sering kali menyertai peristiwa astronomi seperti ini.
Tidak hanya memukau, peristiwa ini juga membuka pintu edukasi tentang astronomi. Observatorium dan komunitas astronomi di berbagai daerah mengadakan sesi pengamatan bersama dan diskusi terkait gerhana.
Bagi masyarakat yang tidak dapat melihat langsung, beberapa institusi akan menyiarkan fenomena ini secara daring, sehingga siapa pun dapat menikmati keindahannya dari kenyamanan rumah masing-masing.
Gerhana Bulan Total tahun ini menjadi pengingat betapa menakjubkannya alam semesta dan betapa kecilnya kita di tengah luasnya jagat raya. Fenomena seperti ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memicu rasa ingin tahu dan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan. (Rg)
