MITOS  

Batu Menangis di Kalimantan

Avatar photo
Legenda Batu Menangis di Kalimantan
Legenda Batu Menangis di Kalimantan. dok. isitimewa

Di sebuah desa kecil di pedalaman Kalimantan, terdapat kisah yang telah diwariskan dari generasi ke generasi tentang Batu Menangis. Legenda ini mengajarkan pentingnya rasa syukur dan penghormatan kepada orang tua. Hingga kini, batu tersebut menjadi saksi bisu dari cerita memilukan yang terus dikenang oleh masyarakat setempat.

Dahulu kala, hiduplah seorang ibu tua yang tinggal bersama putrinya yang cantik jelita. Meski kecantikannya memukau, sifat putri tersebut jauh dari kata baik. Ia sombong, pemalas, dan sering kali mempermalukan sang ibu karena penampilannya yang lusuh.

Pada suatu hari, sang putri meminta ibunya untuk menemaninya ke pasar. Namun, putri tersebut memberikan syarat, sang ibu harus berjalan di belakangnya agar tidak terlihat seperti bagian dari keluarganya. Dengan berat hati, sang ibu menuruti permintaan putrinya.

Di sepanjang perjalanan, banyak orang yang bertanya kepada putri tentang siapa wanita tua yang mengikutinya. Dengan penuh rasa malu, ia selalu menjawab bahwa sang ibu adalah pembantunya. Mendengar hal itu, sang ibu merasa sedih dan terluka, namun ia tetap diam.

Ketika mereka tiba di sebuah bukit kecil, kesabaran sang ibu akhirnya habis. Dengan air mata yang mengalir, ia memohon kepada Tuhan untuk memberikan pelajaran kepada putrinya. Tiba-tiba, tanah tempat sang putri berdiri mulai retak, dan tubuhnya perlahan berubah menjadi batu. Menyadari apa yang terjadi, sang putri menangis dan memohon ampun, tetapi semuanya sudah terlambat. Ia pun menjadi batu yang konon hingga kini terlihat seperti mengeluarkan air mata.

Legenda Batu Menangis mengajarkan kepada kita untuk selalu menghormati dan menyayangi orang tua, apapun keadaan mereka. Batu ini juga menjadi pengingat akan pentingnya rasa syukur dan rendah hati dalam menjalani kehidupan.

Kini, lokasi batu tersebut menjadi salah satu tujuan wisata budaya yang sering dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Para pengunjung tidak hanya tertarik dengan keindahan alam di sekitarnya, tetapi juga ingin mendengar langsung kisah penuh makna dari penduduk setempat. (Rg)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *